Kondisi Pasar Keuangan Membaik, Investor Asing Berdatangan.
16 November 2020 by Marcomm

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam sepekan lalu, 9-13 November 2020, mengalami kenaikan 2,35% menjadi di level 5.461,05. Berdasarkan data RTI Infokom, sepanjang pekan lalu investor asing melakukan pembelian saham dengan total Rp 17,7 triliun, dan transaksi jual Rp 13,2 triliun. Sehingga, nilai bersih pembelian asing (net buy) di pasar reguler saham senilai Rp 4,45 triliun.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam sepekan lalu, 9-13 November 2020, mengalami kenaikan 2,35% menjadi di level 5.461,05. Berdasarkan data RTI Infokom, sepanjang pekan lalu investor asing melakukan pembelian saham dengan total Rp 17,7 triliun, dan transaksi jual Rp 13,2 triliun. Sehingga, nilai bersih pembelian asing (net buy) di pasar reguler saham senilai Rp 4,45 triliun.
Terdapat empat saham Badan Usaha Milik Negara yang di incar oleh investor asing dalam pekan ini, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Satu saham lainnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Bank Indonesia (BI) juga mencatat investor asing melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) atau surat utang mencapai Rp 4,71 triliun pada periode pekan lalu dari 9 -12 November 2020. Hal ini membuahkan penerimaan aliran modal asing untuk Indonesia (capital inflow).
Menurut Head of Fixed Income Bank BNI, Edy Pramono, hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat yang mencatatkan Joe Biden sebagai Presiden baru Amerika Serikat, ternyata membuatkan dorongan minat investor asing terhadap aset berisiko. Dan juga membuat pelaku pasar global melirik instrumen investasi di negara berkembang.
Kondisi pasar keuangan yang membaik ini diyakini akan memacu penawaran Lelang Surat Utang Negara (SUN) lebih tinggi. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) kembali meluncurkan Lelang SUN pada Selasa 17 November 2020.
Targetnya, pemerintah bisa meraup dana indikatif sebesar Rp 20 triliun atau maksimal Rp 40 triliun dari lelang surat utang tersebut dan menambah capital inflow. Tujuan lelang yakni untuk penanganan dampak COVID-19 dan menjaga stabilitas keuangan atau ekonomi nasional.
Sumber:
Katadata
CNBC
Kompas
Bisnis.com
Terpopuler

Lapor Pajak 2025: Kupas Tuntas Aturan dan Cara Lapor Pajak Terbaru
Memasuki tahun 2025, aturan perpajakan mengalami perubahan s...

Prabowo Bertekad Hapus Pajak Rumah Hingga 16 Persen
Presiden terpilih Prabowo Subianto ingin menghapus pajak pem...

Berikut Biaya-Biaya yang Harus Dibayar Saat Beli Rumah, Simak Baik-Baik
Membeli rumah bisa menjadi keputusan finansial terbesar yang...

9 Faktor Penghambat Dalam Membuka dan Mengembangkan Usaha, Bagi Pemula Harap Diperhatikan
Memulai usaha baru merupakan suatu langkah yang penuh tantan...

Apa Saja Sih Penyebab Kredit Macet? Berikut Penjelasannya, Lengkap dengan Dampaknya
Kredit macet terjadi ketika penerima pinjaman, baik individu...
Artikel dan Berita Lainnya

17 November 2024
Pengajuan KPR Ditolak oleh Bank atau Lembaga Keuangan? Ini Dia Penyebabnya
KPR menjadi salah satu alternatif bagi Anda untuk memiliki rumah impian. Anda bisa ajukan KPR ke bank atau lembaga keuangan. Namun, pengajuan tidak sepenuhnya berjalan mulus karena bisa saja pengajuan...

25 February 2025
Pahami Hal-Hal Berikut Ini Sebelum Ambil Pinjol, Jangan Asal-Asalan
Masih minimnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang literasi keuangan masih menjadi tantangan besar, terutama di wilayah pedesaan. Hal ini menyebabkan banyak warga terjebak dalam jeratan pinjaman on...

11 September 2024
Investasi Properti: Instrumen Investasi Jangka Panjang yang Memiliki Potensi Keuntungan Besar
Properti merupakan salah satu aset yang dapat digunakan untuk investasi jangka panjang. Investasi properti dinilai sebagai instrumen investasi yang fleksibel, menguntungkan tapi minim akan risiko....