Rupiah Melemah? Ini dia 7 Kiat Investasi Cerdas yang Aman
01 July 2025 by Marcomm

Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, terutama Dolar Amerika Serikat (USD), seringkali menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Fluktuasi ini dapat mempengaruhi berbagai sektor ekonomi dan portofolio investasi Anda. Namun, daripada panik, pelemahan Rupiah justru bisa menjadi momentum untuk meninjau ulang strategi investasi dan mencari peluang baru.
Berikut adalah beberapa kiat investasi cerdas yang bisa Anda pertimbangkan saat Rupiah melemah:
1. Diversifikasi Portofolio ke Aset Berbasis Dolar AS atau Mata Uang Kuat Lainnya
Saat Rupiah melemah, aset yang nilainya terikat dengan mata uang asing yang kuat, seperti Dolar AS, cenderung lebih stabil atau bahkan menguat dalam denominasi Rupiah. Pertimbangkan untuk berinvestasi pada:
- Obligasi Global atau Obligasi Pemerintah AS (Treasury Bonds): Aset ini menawarkan keamanan dan pendapatan tetap dalam mata uang Dolar AS.
- Saham Perusahaan Multinasional: Perusahaan besar yang beroperasi secara global dan memiliki pendapatan dalam mata uang asing cenderung lebih tahan terhadap gejolak nilai tukar Rupiah.
- Reksa Dana atau ETF (Exchange Traded Fund) Berbasis Dolar AS: Ini adalah cara mudah untuk mendapatkan eksposur ke aset-aset yang didominasi Dolar AS tanpa harus membeli langsung.
- Emas: Meskipun bukan mata uang, emas sering dianggap sebagai safe haven dan nilainya cenderung stabil atau meningkat saat terjadi ketidakpastian ekonomi global, termasuk pelemahan mata uang.
2. Pertimbangkan Investasi di Sektor yang Berorientasi Ekspor
Sektor perusahaan yang berorientasi ekspor cenderung diuntungkan saat Rupiah melemah. Mengapa? Karena pendapatan mereka dari ekspor akan meningkat dalam denominasi Rupiah. Contoh sektor yang bisa dilirik antara lain:
- Komoditas: Perusahaan tambang (batu bara, nikel, emas), perkebunan (CPO), dan migas yang menjual produknya dalam Dolar AS akan menerima lebih banyak Rupiah.
- Manufaktur Berorientasi Ekspor: Perusahaan yang memproduksi barang untuk pasar internasional akan melihat peningkatan daya saing harga produk mereka.
Lakukan analisis mendalam terhadap fundamental perusahaan di sektor ini sebelum berinvestasi.
3. Hati-hati dengan Investasi di Sektor yang Mengandalkan Impor
Sebaliknya, sektor atau perusahaan yang sangat bergantung pada bahan baku impor atau komponen yang dibeli dalam mata uang asing cenderung tertekan saat Rupiah melemah. Biaya produksi mereka akan meningkat, yang bisa mengikis profitabilitas. Contoh sektor yang perlu diwaspadai:
- Otomotif: Terutama yang mengimpor sebagian besar komponen.
- Farmasi: Banyak bahan baku obat yang diimpor.
- Elektronik: Mirip dengan otomotif, komponen elektronik sering diimpor.
4. Manfaatkan Obligasi Pemerintah (SBN) dalam Rupiah dengan Cermat
Meskipun Rupiah melemah, Obligasi Pemerintah (Surat Berharga Negara/SBN) dalam Rupiah masih bisa menjadi pilihan menarik, terutama jika pemerintah menaikkan suku bunga acuan untuk menstabilkan Rupiah. Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat imbal hasil SBN menjadi lebih atraktif. Namun, perhatikan potensi kenaikan inflasi yang dapat menggerus daya beli dari imbal hasil tersebut.
5. Investasi pada Properti: Perhatikan Lokasi dan Segmen Pasar
Dampak pelemahan Rupiah terhadap properti bisa bervariasi. Jika Anda membeli properti dengan KPR berdenominasi Rupiah, cicilan tidak langsung terpengaruh. Namun, harga material bangunan impor bisa naik.
- Peluang: Properti di lokasi strategis atau yang menyasar segmen menengah ke atas mungkin lebih resilient. Properti yang disewakan kepada ekspatriat yang dibayar dalam Dolar AS juga bisa menjadi aset yang menarik.
- Waspada: Hindari properti yang sangat bergantung pada bahan baku impor atau yang menyasar segmen masyarakat dengan daya beli yang rentan terhadap inflasi.
6. Pertimbangkan Investasi Jangka Panjang dan Tetap Tenang
Pelemahan Rupiah seringkali merupakan fenomena jangka pendek hingga menengah. Untuk investor jangka panjang, fluktuasi ini mungkin tidak terlalu signifikan jika fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat dalam jangka panjang. Hindari keputusan investasi yang tergesa-gesa berdasarkan sentimen pasar. Tetap berpegang pada rencana investasi Anda, lakukan rebalancing portofolio jika diperlukan, dan fokus pada tujuan keuangan jangka panjang Anda.
7. Perbanyak Literasi Keuangan dan Ikuti Perkembangan Ekonomi
Penting untuk terus memperbarui pengetahuan Anda tentang kondisi ekonomi makro, kebijakan moneter Bank Indonesia, dan sentimen pasar global. Informasi yang akurat akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik dan lebih terinformasi. Konsultasikan juga dengan perencana keuangan profesional jika Anda membutuhkan panduan yang lebih personal.
Loan Market sebagai financial aggregator pertama di Indonesia menyediakan jasa konsultasi mengenai pengajuan hingga keperluan terkait berbagai macam jenis kredit dan pinjaman. Loan Market menawarkan jaringan eksklusif dengan berbagai partner baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi untuk memudahkan masyarakat dalam menemukan skema pinjaman yang tepat. Loan Market sudah tercatat di OJK sejak 2019 berkomitmen untuk terus menyediakan informasi yang akurat, membandingkan penawaran dari 29 lembaga keuangan terpercaya, menyediakan layanan konsultasi untuk membantu membuat keputusan finansial yang tepat.
Tidak sampai situ saja, saat ini Loan Market memiliki website dan aplikasi Kalkulator KPR https://www.loanmarket.co.id/kalkulator-kpr-takeover, sehingga lebih mudah dan praktis saat menghitung KPR. Unduh aplikasi melalui di Play Store dan App Store. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi website Loan Markethttps://www.loanmarket.co.id/.
📞 Konsultasi Gratis
💼 Didampingi Tenaga Profesional
🔒 Proses Aman & Tersertifikasi ISO 27001 & Terdaftar di OJK S-194/IK.01/2025
Written by : Jihan Asra (Intern Marcomm Loan Market & Ray White PPC)
Editor by: Rizka Amelia (Supervisor of Digital Marketing Marcomm Loan Market)
Approved by: Rizka Amelia (Supervisor of Digital Marketing Marcomm Loan Market)
Terpopuler

Loan Market Group (LMG) Tunjuk Ewen Stafford sebagai CEO Baru
Loan Market Group (LMG) terus memperkuat posisinya sebagai s...

Banjir Datang, Nilai Properti Jatuh? Tidak Selalu!
Banjir tak selalu menurunkan nilai properti—lokasi strategis...

Peluang Bisnis Musiman di Bulan Ramadhan: Maksimalkan Keuntungan dengan Strategi Cerdas
Selama bulan Ramadhan, permintaan akan berbagai produk dan l...

Saatnya Berhenti Kontrak Rumah! Rayakan Lebaran di Rumah Sendiri dengan Solusi KPR
Lebaran adalah momen penuh kebahagiaan bersama keluarga, tet...

Bijak Kelola THR: Cara Cerdas Agar Tidak Habis Seketika
Tunjangan Hari Raya (THR) adalah salah satu momen yang palin...
Artikel dan Berita Lainnya

12 March 2025
Banjir Datang, Nilai Properti Jatuh? Tidak Selalu!
Banjir tak selalu menurunkan nilai properti—lokasi strategis, perlindungan tepat, dan pembiayaan cerdas bisa menjaga investasi tetap menguntungkan....

08 July 2024
Mengelola Keuangan di Era Digital, Sebuah Kemajuan atau Dapat Menjadi Hambatan?
Di era digital seperti saat ini, teknologi telah merambah ke hampir semua aspek kehidupan, termasuk salah satunya adalah cara kita mengelola keuangan. Dengan berbagai aplikasi finansial yang tersedia,...

17 June 2025
Rumah Subsidi Baru: Sebenarnya Berapa Ukuran Rumah yang Ideal?
Mimpi punya rumah sendiri di perkotaan kini semakin nyata! Kabar gembira datang dari pemerintah, yang tengah menggagas konsep rumah subsidi inovatif dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan dimulai...