Mengungkap Akar Masalah Kredit Macet

13 February 2024 By Theresia Septiyani Tamba
Mengungkap Akar Masalah Kredit Macet

Kredit macet atau juga dapat dikenal sebagai non-performing loan (NPL) terjadi ketika peminjam gagal untuk melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang disepakati dalam perjanjian pinjaman. Dengan kata lain, kredit diklasifikasikan sebagai macet ketika peminjam tidak mampu atau tidak mau memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman kepada kreditur. 


Melansir dari laman Bisnis.com, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mendata 10 provinsi dengan kredit macet atau tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) per November 2023. Wanprestasi atau dalam istilah kredit dikenal dengan sebutan ‘gagal bayar’ adalah keadaan di mana peminjam atau debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian utang piutang. Data tersebut dipublikasikan oleh OJK pada 30 Januari 2014 lalu, provinsi NTB, Jawa Barat, dan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat kredit macet tertinggi. 


Kredit macet merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak negatif yang signifikan. Bagi individu yang gagal membayar kredit secara tepat waktu, kredit macet dapat berdampak buruk pada kredibilitas dan skor kredit mereka. Skor kredit yang rendah dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mendapatkan pinjaman atau kredit di masa depan, dan bahkan dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyewa apartemen atau mendapatkan pekerjaan. Berikut adalah beberapa penyebab umum terjadinya kredit macet.

  • Masalah Keuangan Peminjam atau Debitur
    Salah satu penyebab utama kredit macet adalah masalah keuangan yang dihadapi oleh peminjam. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, atau kenaikan biaya hidup yang tidak terduga. Ketidakmampuan untuk membayar tagihan hutang pada waktunya dapat menyebabkan akumulasi tunggakan yang kemudian mengakibatkan kredit macet.
  • Menggunakan Uang Untuk Kesenangan Semata
    Jika Anda membutuhkan uang hanya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak mendesak, lebih baik duipertimbangkan terlebih dahulu. Mengajukan pinjaman hanya untuk memenuhi hasrat atau menaikkan gaya hidup seperti membeli barang mewah atau liburan ke tempat tertentu adalah hal yang sangat tidak bijak. Tentu hal ini akan merugikan Anda di masa yang akan datang, jadi pastikan menggunakan pinjaman hanya untuk keperluan finansial yang penting, seperti investasi atau saat keadaan mendesak.
  • Kondisi Ekonomi yang Buruk
    Kredit macet juga dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang buruk secara umum. Ketika ekonomi mengalami perlambatan atau resesi, tingkat pengangguran meningkat, dan pendapatan konsumen menurun, banyak individu atau perusahaan bisa kesulitan untuk memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman mereka.

 

Adapun beberapa kerugian yang akan dialami ketika kredit macet adalah:

  • Kerugian Finansial
    Individu yang gagal membayar kredit secara tepat waktu akan mengalami kerugian finansial. Mereka mungkin harus membayar bunga tambahan, denda keterlambatan, atau biaya penagihan tambahan.
  • Penurunan Skor Kredit
    Kredit macet dapat menyebabkan penurunan skor kredit seseorang. Skor kredit yang rendah akan mempersulit mereka untuk mendapatkan kredit atau pinjaman di masa depan.
  • Sulit Mengajukan KPR
    Salah satu hal yang akan Anda temui ketika mengalami kredit macet adalah kesulitan dalam mengajukan KPR. Dengan riwayat kredit yang buruk akan mengurangi penilaian atas diterima atau tidaknya pengajuan oleh bank atau lembaga keuangan lain. Hal itu karena ada kekhawatiran bahwa Anda tidak mampu membayar tagihan dalam jangka panjang.
  • Sulit Mendapatkan Pinjaman dari Instansi Lain
    Kredit macet akan mempengaruhi skor kredit yang dimiliki. Sebelum bank atau lembaga keuangan memberikan pinjaman, mereka perlu melihat kredit skor untuk mengetahui riwayat pelunasan tagihan dan kepatuhan dalam hal utang piutang.

Dampak dari kredit macet dapat dirasakan oleh kedua belah pihak, yaitu peminjam dan kreditur. Peminjam akan menghadapi risiko penarikan agunan atau pengadilan, sedangkan kreditur akan menghadapi penurunan pendapatan dan kerugian keuangan yang terkait dengan kredit yang tidak tertagih.


Penting bagi lembaga keuangan dan pemerintah untuk memantau dan mengelola risiko kredit secara efektif untuk mencegah terjadinya kredit macet yang berdampak negatif pada stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Langkah-langkah pengelolaan risiko seperti diversifikasi portofolio kredit, penilaian kredit yang cermat, dan perencanaan keuangan yang bijaksana dapat membantu mengurangi risiko kredit macet.


Loan Market sebagai financial aggregator pertama di Indonesia menyediakan jasa konsultasi mengenai pengajuan hingga keperluan terkait berbagai macam jenis kredit dan pinjaman. Loan Market menawarkan jaringan eksklusif dengan berbagai partner baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi untuk memudahkan masyarakat dalam menemukan skema pinjaman yang tepat. Loan market sudah tercatat di OJK sejak 2019 berkomitmen untuk terus menyediakan informasi yang akurat, membandingkan penawaran dari 27 lembaga keuangan terpercaya, menyediakan layanan konsultasi untuk membantu membuat keputusan finansial yang tepat.

Written by: Mela Oktafiani
Intern Marcomm Loan Market
Editor: Theresia S. Tamba (SPV Marcomm Loan Market)