Presiden Jokowi Umumkan RAPBN 2023, Ekonomi Indonesia Diharapkan Sudah Normal?

20 August 2022 By IT Loan Market
Presiden Jokowi Umumkan RAPBN 2023, Ekonomi Indonesia Diharapkan Sudah Normal?

Presiden Joko Widodo membacakan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 pada rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2022-2023 yang jatuh pada hari Selasa, 16 Agustus 2022. Secara garis besar, tujuan utama dari RAPBN tersebut adalah untuk mempertahankan ekonomi Indonesia agar tetap tumbuh di tengah gejolak ekonomi global. 

Menurut Presiden Indonesia, "Arsitektur APBN tahun 2023 harus mampu meredam keraguan, membangkitkan optimisme, dan mendukung pencapaian target pembangunan, namun tetap dengan kewaspadaan yang tinggi,". Dalam rangka membangkitkan optimisme yang dapat memicu roda perekonomian Indonesia agar tumbuh, jika Anda memiliki pengalaman di bidang perbankan dan finansial, bergabung dengan keluarga besar Loan Market sebagai financial aggregator dapat menjadi salah satu solusi kebutuhan bagi masyarakat yang ingin membuka bisnis baru. Dengan membuka kantor Loan Market, Anda dapat membantu masyarakat Indonesia untuk memberikan solusi finansial, dan juga sekaligus memiliki benefits seperti unlimited income, koneksi yang luas, dan juga memiliki waktu yang fleksibel. 

Belanja negara dalam RAPBN 2023 direncanakan sebesar Rp 3.041,7 triliun, turun dari outlook 2022 yang sebesar Rp 3.169,1 triliun. Dari dana sebesar Rp 3.041,7 triliun tersebut terbagi menjadi 2, yaitu belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.230 triliun, dan belanja pemerintah daerah sebesar Rp 811,7 triliun. 

Dari RAPBN tersebut, anggaran untuk kesehatan turun 20,2% dari tahun 2022, anggaran untuk perlindungan sosial pun juga mengalami penurunan, dari Rp 502,6 triliun pada tahun 2022, hingga Rp 479,1 triliun di tahun 2023. Sementara, untuk mendukung transformasi ekonomi dan sentra pertumbuhan baru, anggaran untuk infrastruktur naik sebesar 7,8% dari tahun 2022. Anggaran yang mengalami penurunan cukup besar adalah subsidi dan kompensasi energi, yaitu turun 33,07%. 

Melalui paparannya, objektif Presiden Jokowi dalam menargetkan RAPBN adalah untuk melanjutkan penanganan pandemi, mereformasi sistem kesehatan, percepatan penurunan stunting serta untuk kesinambungan program Jaminan Kesehatan Nasional. 

Sementara, untuk target pendapatan negara, Presiden Jokowi menargetkan di angka Rp 2.443,6 triliun untuk tahun 2023. Angka tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.016,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 426,3 triliun. Dalam pidatonya, Pemerintahan Indonesia juga merencanakan defisit anggaran tahun 2023, defisit anggaran tahun 2023 mulai kembali sesuai dengan aturan keuangan negara, yaitu berada di angka 2,85% terhadap PDB atau  Rp598,2 triliun. 

Dalam upaya pertumbuhan ekonomi, Presiden Jokowi menekankan transformasi struktural, demi membangun pertumbuhan ekonomi yang lebih solid dan berkelanjutan. Jokowi pun menyinggung bahwa hilirisasi industri akan diperkuat untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, ditambah dengan perkembangan ekonomi hijau. Selain itu, beliau tetap menyampaikan untuk masyarakat agar menggunakan produk dalam negeri. 

Menurut Presiden Indonesia, “Ketidakpastian global tidak boleh membuat kita pesimistis. Dalam delapan tahun terakhir, kita telah memupuk modal penting untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang lebih kondusif”. Beliau melanjutkan bahwa “Arsitektur fiskal tahun 2023 dirancang untuk memperkokoh fondasi perekonomian dalam menghadapi tantangan saat ini maupun di masa yang akan datang,” pungkasnya dalam Pidato Nota Keuangan RAPBN 2023. 

Motivasi dari Presiden Jokowi pun juga disampaikan oleh Business Development Executive Loan Market, Handi Oetama. Menurutnya, “Dengan target pemerintah untuk tetap tumbuh dan menjaga kestabilan ekonomi di tengah instabilitas global, maka ini menjadi tanda bahwa perekonomian kita sudah sehat, dan peluang untuk membuka bisnis serta berinvestasi akan semakin luas di tahun mendatang”.

Menyambut rasa optimis tersebut, Loan Market berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Loan Market merupakan perusahaan financial aggregator yang berdiri sejak 1995 di Australia, dan merupakan sister-company dari Ray White, agen properti terbesar di Indonesia. Loan Market membuka perjalanannya dan menjadi penggagas jasa keuangan di Indonesia pada 2017 untuk selalu mengedepankan kebutuhan masyarakat akan dana dengan membantu dan menemukan pilihan pinjaman yang sesuai akan kebutuhan nasabah. Hal itulah yang menjadi motivasi Loan Market untuk menjadi jasa agen keuangan yang kredibel dan terpercaya.

Produk Loan Market meliputi Kredit Rumah, Multiguna, Kredit Modal Usaha, Deposito, Kredit Investasi serta Kredit Take Over. Terdapat Loan Advisers yang merupakan profesional dalam bidang finansial, siap memberikan pelayanan dan solusi terbaik seputar pilihan pinjaman yang tepat dan sesuai dengan kondisi para nasabah.

Hingga kini, Loan Market telah bekerja sama dengan lebih dari 32 institusi keuangan (lenders) baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi, serta memiliki 21 kantor cabang dan lebih dari 200 Loan Advisers yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Loan Market telah resmi tercatat di Otoritas Jasa Keuangan sejak 2019.


 

Sumber: CNN, CNBC, Tempo