Rumah Tangga Muda: Ngontrak atau Beli? Pandangan Generasi Z dalam Kebijakan Perumahan

18 February 2024 By Theresia Septiyani Tamba
Rumah Tangga Muda: Ngontrak atau Beli? Pandangan Generasi Z dalam Kebijakan Perumahan


Rumah atau hunian saat ini menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi banyak orang. Dengan memiliki hunian, akan menjadi sebuah tolak ukur dari segi karir yang bagus atau finansial yang stabil. Memiliki hunian memiliki banyak sekali pro dan kontra yang hadir di tengah masyarakat. Sering timbul sebuah pertanyaan yang menjadi sebuah perdebatan “lebih baik ngontrak atau mending beli rumah?”. Dari banyaknya masyarakat yang menjawab, Generasi Z memiliki jawabannya sendiri.

Generasi Z atau akrab dengan panggilan gen Z merupakan sekumpulan orang yang lahir pada tahun 1997 hingga tahun 2012. Generasi Z lebih dikenal sebagai generasi yang terkena isu “mental health” ini ternyata mempunyai jiwa yang pekerja keras dan ulet dalam menjalankan sesuatu. Maka dari itu, gen Z diisukan mudah mendapatkan uang pada saat ini. Namun, masih menjadi polemik yang besar bahwa hunian apakah harus ngontrak atau beli rumah sendiri bagi gen Z.

Melansir dari cnbcindonesia.com berdasarkan hasil survei laporan yang dirilis oleh Jakpat mengenai Property Perspective From Gen Z menilai sebanyak 36% dari sebanyak 587 responden menjawab tidak ingin memiliki rumah atau membeli rumah. Mereka lebih siap jika ngontrak atau menyewa sebuah properti untuk ditinggali. Hal ini mereka lakukan karena mereka masih merasa belum cukup siap secara finansial untuk membeli hunian untuk diri mereka sendiri.

Mereka yang menjawab lebih memilih untuk ngontrak atau menyewa hunian memiliki alasannya tersendiri. Sebanyak 22% responden menjawab alasan mereka lebih memilih untuk menyewa rumah adalah karena rentan harga yang lebih terjangkau. Sebanyak 18% lainnya menjawab karena lokasi yang strategis menjadi sebuah kunci utama. 11% persen lainnya menjawab alasannya karena alasan mutasi kerja. Mereka berpikir bahwa ngontrak atau menyewa hunian merupakan langkah yang tepat bila dibandingkan dengan membeli rumah atau hunian.

Bagi mereka yang menjawab untuk lebih sepakat ngontrak atau menyewa hunian dibandingkan dengan membeli rumah sendiri juga memiliki jawaban tersendiri ingin menyewa apa. Dari banyaknya 355 responden yang menjawab, 30% jawaban dimenangkan oleh menyewa di apartemen. Persentase tersebut merupakan jawaban terbanyak bila dibandingkan dengan yang lain. Jawaban yang lainnya adalah lebih memilih untuk menyewa kios atau ruko, rumah tapak, lahan kosong, rumah sekaligus kantor, dan kondominium.

Direktur Research & Consultancy Savills, Dani Indra Bhatara mengatakan bahwa fenomena yang terjadi memiliki alasan bahwa pola pikir yang dibuat oleh gen Z merasa bahwa harga properti yang sudah terlalu tinggi dan penghasilan yang dimiliki tidak akan cukup untuk membeli properti, terkhusus untuk rumah.

Hal tersebut karena sebuah mindset yang muncul di benak gen Z. Hal itu dikatakan oleh Dani yang dikutip dari cnbcindonesia.com “mereka merasa bahwa ’ah kita tidak akan bisa beli rumah sampai kapan pun’ karena mereka merasa penghasilan mereka dengan harga rumah yang makin naik itu tidak sepadan kenaikannya. Mereka merasa kelihatannya sulit untuk beli rumah”.

Melihat dari rumitnya polemik dari pertanyaan “lebih baik ngontrak atau beli rumah”, gen Z berpendapat bahwa ngontrak atau menyewa properti dianggap lebih baik. Namun, bukan berarti membeli rumah merupakan sebuah tindakan yang salah. Kalau anda bagaimana? Lebih baik ngontrak atau membeli rumah?

Apapun keputusan yang telah dibuat pastikan semua berjalan dengan semestinya. Jika anda ingin membeli rumah, anda bisa menggunakan program KPR untuk membantu meringankan beban finansial anda. Percayakan pengajuan KPR di tangan yang tepat. Loan Market sebagai financial aggregator pertama di Indonesia menyediakan jasa konsultasi mengenai pengajuan KPR. Loan Market menawarkan jaringan eksklusif dengan berbagai partner baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi untuk memudahkan masyarakat dalam menemukan skema pinjaman yang tepat. Tercatat di OJK sejak 2019 berkomitmen untuk terus menyediakan informasi yang akurat, membandingkan penawaran dari 27 lembaga keuangan, menyediakan layanan konsultasi untuk membantu membuat keputusan finansial yang tepat.
 

Written by: Dimas Bagus Prakoso
Intern Marcomm Loan Market
Editor: Theresia S. Tamba (SPV Marcomm Loan Market)